Asosiasi Teh Indonesia meminta pemerintah menggencarkan promosi teh di dalam negeri untuk mendongkrak tingkat konsumsi masyarakat. Sekretaris Asosiasi Teh Indonesia, Atik Darmadi, mengatakan, tingkat konsumsi teh di dalam negeri terus menurun dengan alasan kualitas yang kurang baik. “Jumlah penduduk Indonesia 230 juta jiwa lebih dan belum seluruhnya minum teh tiap hari. Padahal potensi dalam negeri sangat besar,” kata Atik Darmadi, Jumat, 25 Januari 2013.
Menurut dia, Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) telah merekomendasikan kepada negara-negara produsen teh untuk terus meningkatkan konsumsi di dalam negeri. Sedangkan tingkat konsumsi Indonesia terus turun dari 330 gram per kapita per tahun, dalam kurun beberapa tahun, kini tinggal 180 gram per kapita per tahun.
Atik mengacu pada produsen teh terbesar dunia, Cina, yang terus menggenjot produksi dan tingkat konsumsi di dalam negerinya. Cina mampu menggenjot produksi hingga 1,6 juta ton dengan luas area tanaman teh 2,2 juta hektare. Dari jumlah produksi itu, hanya 330 ribu ton teh yang diekspor, sedangkan sisanya untuk konsumsi domestik.
Kondisi ini bertolak belakang dengan situasi di Indonesia. Jumlah produksi teh Indonesia terus turun akibat menyusutnya area tanam. Data asosiasi menunjukkan, pada 2010, produksi 129.200 ton turun menjadi 119.651 ton pada 2011. Ini terjadi lantaran luas area tanam yang terus turun, dari 124.400 hektare pada 2010 menjadi 123.500 hektare pada 2011.
Produksi yang turun ini ternyata justru meningkatkan volume impor. Atik mengungkapkan, saat ini merek-merek teh celup dari luar negeri banyak ditemukan di hotel dan restoran yang tidak berkelas tinggi. “Semakin jelas kondisi di pasar sudah banyak dikuasai merek yang tidak berasal dari Indonesia,” katanya.
Karena itu, ia menambahkan, Asosiasi meminta pemerintah melakukan kegiatan promosi untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri selain menggenjot peningkatan produksi. Contohnya, kata dia, melalui penyelenggaraan festival atau pembuatan kafe dan gerai teh yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Di masa depan, teh tidak saja sebagai komoditas perkebunan untuk ekspor dan konsumsi di dalam negeri, tapi perannya perlu lebih ditingkatkan lagi sebagai sarana dalam pariwisata dan pengenalan budaya,” ujarnya.
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/01/25/090456818/Pemerintah-Diminta-Gencarkan-Promosi-Teh