Berbagai usaha perkebunan rakyat di Jabar potensial dikembangkan kepada produk ramah lingkungan secara besar, melalui pemanfaatan banyaknya limbah kotoran sapi para peternak di sekitar. Dengan cara tersebut diharapkan produk-produk teh rakyat asal Jabar meningkat signifikan harga jualnya, sehingga mampu menggairahkan kembali usaha tersebut.
Ketua Asosiasi Petani Teh Indonesia (Aptehindo), Nana Subarna, di Bandung, Jumat (8/6/12) mengatakan, banyak limbah kotoran sapi masih terbuang dan akhirnya hanya mencemari sungai. Kondisi ini juga terjadi pada kawasan-kawasan yang selama ini berada di sekeliling kebun-kebun teh rakyat.
“Jika kotoran-kotoran sapi tersebut dapat dimanfaatkan para petani teh, diharapkan mampu menjadi pupuk organik atau kompos untuk menyuburkan kembali lahan. Selain produktivitas tanaman teh naik, juga kualitasnya pun diharapkan lebih segar dan ramah lingkungan, karena segmen ini diketahui peminatnya besar di pasar internasional,” ujar Nana.
Ia mengatakan, potensi tersebut muncul dengan melihat kondisi di mana harga jual teh asal Jabar sudah tersalip Kab. Kerinci Jambi seharga Rp 3.500/kg basah. Padahal sentra usaha kebun teh nasional ada di Jabar, namun sejak lama “belum terbangun” dari tidurnya.
Sumber: Pikiran Rakyat