Ada 24 ribu bibit teh dataran rendah yang ditanam di polybag. Bibit teh yang dikembangkan oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno bekerjasama dengan Solidaridad ini diambil dari Bandung. Saat ini, usia teh yang dikembangkan di Deplot sudah 2 bulan. “Bibit teh dari Bandung ambilnya. Ini sudah dua bulan,” kata Pinus. Pinus dipercaya oleh Jarot untuk merawat kebun kopi dan teh di rumah kopi yang berada di Jalan Kelam, Kecamatan Kelam Permai.
Selain teh dataran rendah, Pinus juga merawat kebun kopi. Saat ini kopi sudah mulai berbuah. Jika usia teh sudah empat bulan, rencananya akan dipindahkan dari polybag ke tanah yang sudah disiapkan Jarot. Satu hektare, untuk 10 ribu bibit teh. “Satu hektare 10 ribu, agak padat tanamnya. Ini 224 ribu jumlah bibitnya,” ungkap Pinus.
Pembibitan teh dan kopi baru pertama kali dilakukan oleh Pinus. Baginya, dua komoditas yang dikembangkan ini pengalaman baru. Sebelumnya, dia memang seorang petani di Kecamatan Dedai, namun yang ditanam hanya karet dan sawit. “Belum pernah, ini pengalaman baru,” ungkapnya. Faktor cuaca menjadi penting untuk diperhatikan untuk tanaman dua komoditas ini. Apalagi, iklim di kalimantan jauh berbeda dengan di Jawa. “Kopi dan teh, agak cerewet merawatnya. Yang paling sulit, faktor panas, kopi harus ada pelindung.” “Tapi semua tergantung perawatan, kalau rutin ya bagus, betani semua perlu dicoba,” kata Pinus.
Perawatan teh dataran rendah juga demikian. Dalam sehari, Pinus harus rutin menyiram air sebanyak empat kali. Pupuk juga diperlukan. Supaya teh subur. “Ndak sulit, tergantung perawatan. Mudah mudahan bisa berhasil dan Kabupaten Sintang punya teh asli,” harapnya.
Sumber: https://pontianak.tribunnews.com/2019/11/25/rawat-kebun-teh-dan-kopi-bupati-jarot-pinus-kopi-sudah-mulai-berbuah?page=2