Komoditas teh di Kecamatan Paninggaran yang merupakan eks Program PIR telah mulai diusahakan sejak 1986. Total lahan sekitar 511 hektare. Kini ratusan petani teh di Kecamatan Paninggaran, mampu menghasilkan teh hijau dengan kualitas premium. Adanya pendampingan dari Yayasan Jateng Berdikari, Business Watch Indonesia (BWI), dan Pemerintah Kabupaten Pekalongan, sekitar 350 petani teh membentuk Koperasi Serba Usaha (KSU) Berdikari Makmur pada 2014 lalu.
Koperasi ini untuk memasarkan produk teh hijau dengan merk dagang Teh Hijau Parama dan Djie Toe. Hasil teh olahan dari petani Paninggaran menghasilkan teh hijau dengan kualitas premium. Pasar di kota-kota besar bisa ditembus. Seperti Jakartam Surabaya, Bandung dan Medan. Beberapa hotel besar di Kota Pekalongan juga menggunakan teh hijau dari petani Paninggaran ini.
Kini dengan sentuhan dan kebijakan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, teh hijau dari petani Paninggaran kian dikenal. Kondisi ini mampu meningkatkan penjualan teh dari Paninggaran. Pasalnya, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mewajibkan kantor Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang ada di lingkungan Pemkab Pekalongan untuk menggunakan teh hijau Paninggaran. Bahkan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi pada akhir pekan lalu juga mengerahkan para PNS yang ada di lingkungan Pemda Pekalongan untuk berkunjung ke objek wisata kebun teh Paninggaran. Tentu tujuannya untuk mendongkrak perekonomian masyarakat Kecamatan Paninggaran agar lebih baik.
Saat ini, ada 10 desa di Kecamatan Paninggaran yang lahannya ditanami perkebunan teh. Perkebunan teh seluas 511 hektare tersebut tersebar di Desa Paninggaran, Sawangan, Krandegan, Lumeneng, Tanggeran, Bedagung, Kaliboja, Botosari, Lambanggelun, dan Tenogo. Total ada sekitar 350 petani yang menanam teh. Adapun produksi teh hijau premium saat ini, tidak lebih dari 125 kilogram per hari. Harga rata-rata teh hijau kualitas premium mencapai Rp 150 ribu per kilogram. Bahkan untuk teh putih kualitas terbaik, dibandrol sampai Rp 3 juta per kilogramnya.
Kebun teh di Kecamatan Paninggaran diharapkan bisa menjadi salah satu wisata unggulan yang ada di Kabupaten Pekalongan. Terlebih Kecamatan Paninggaran juga merupakan penghasil buah manggis terbesar di Kabupaten Pekalongan. Setiap panen raya mampu menghasilkan lebih dari 800 ton buah manggis setiap tahunnya.
Di Kecamatan Paninggaran juga terdapat cemilan krupuk nonkolesterol, yakni krupuk usek yang digoreng dengan menggunakan pasir. Krupuk usek Paninggaran sangat terkenal, karena rasanya yang gurih dan manis tanpa pengawet. Bahkan kebutuhan tepung tapioka untuk memenuhi 160 pengusaha krupuk usek mencapai Rp 3 miliar setiap tahunnya.
Sumber: https://radarsemarang.com/2018/04/13/teh-hijau-premium-jadi-produk-unggulan/