Produk teh Indonesia lebih siap menyongsong pasar bebas ASEAN di tahun 2015 dibandingkan produk dari sektor lain. Hal itu diungkapkan oleh Penasihat Asosiasi Teh Indonesia Insyaf Malik di Bandung, Rabu (15/5). Ia menyebutkan, produsen teh di Indonesia memiliki pengalaman lebih dibandingkan negara-negara lainnya di ASEAN, bahkan menjadi pemimpin di kawasan itu. “Di ASEAN produk teh Indonesia tertinggi, negara lainnya yang memiliki perkebunan teh adalah Vietnam. Namun secara keseluruhan dari sisi produksi dan kualitas kita lebih siap,” kata Malik.
Lebih lanjut, ia menyebutkan standarisasi dan peningkatan kualitas produk teh telah dilakukan sejak lama, serta terus didorong untuk berproduksi dengan kaidah-kaidah yang mendorong daya saing dan kualitas.
Dari sisi kualitas, tidak ada masalah dan telah mendapat pengakuan daerah. Teh Indonesia sudah mampu bersaing di kancah internasional dengan ekspor ke sejumlah negara di dunia seperti ke Amerika Serikat, Eropa dan juga Timur Tengah. “Inovasi terus dilakukan dalam pengolahan produk sehingga bernilai tambah dan berdaya saing, sertifikasi teh terus dipertahankan agar produk tetap terdepan di pasaran,” ujarnya.
Pesaing utama di Kawasan ASEAN ialah Vietnam yang memproduksi teh dengan harga rendah karena upah perkebunan teh yang rendah.
“Mungkin persaingan dengan Vietnam terjadi meski masing-masing telah memiliki pasar. Dari sisi kualitas sangat bisa bersaing,” tuturnya. Produksi teh nasional masih normal walaupun di beberapa kawasan ada pengurangan luas area. “Produksi tidak ada perbedaan dalam dua tahun terakhir ini karena tidak cuaca ekstrem. Contohnya Januari sampai April 2013 ini produksi teh nasional telah mencapai 40 ribu hingga 45 ribu ton,” tuturnya.
Dari total produksi itu, sekitar 70% teh dihasilkan di perkebunan-perkebunan yang ada di Jawa Barat. “Sebesar 70% produksi teh nasional berasal dari perkebunan di Jawa Barat, baik perkebunan negara maupun produk teh rakyat,” tambahnya.
Di sisi lain, Indonesia mendapat kepercayaan dari Food and Agriculture Organization (FAO) untuk program pengembangan kualitas dan kuantitas produksi teh rakyat. Program yang digulirkan melalui Dewan Teh Indonesia itu dilakukan sejak 2012 dengan target untuk peningkatan teh rakyat.
“Indonesia sebagai pemimpin dari program FAO tersebut yang juga menangani
pengembangan program itu bagi petani teh di Bangladesh,” pungkas Malik yang juga Anggota Senior Dewan Teh Indonesia itu. (Ant)
Sumber: http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/15/2/153778/Teh-Indonesia-Siap-Bersaing-saat-AFTA